Rabu, 02 Juni 2010

Hasil Diskusi Pertemuan III

Undangan jam 21.00

yang hadir
1 Pdt Kristanto
2 Pdt. Kriisti
3 Pdt. Ika
4 Pdt. Raditya
5 Pdt. Wahyu
6 Bp. Edi Guntoro
7 Bude Nawang
8 Vicky
9 Eric
10 Martinus
11 Daniel
12 Carter
13 Eigner
14 Trisno
15 Eli




Diskusi dimulai pada pukl : 22.30

Pdt Tatok
Penantar pembuka diskusi
Doma : aalah ieoloi yan mau tiak mau harus diterima padahal semmua siostem dogma adalah knep yan ibanun dalam ebuah sejarah tertentu. Konssep tentnag allah alkitab aau apa yan isebut firman keilahian kristuus addalah sesuatu yang penjelasannya sudah paling akurat ddan kita terima sekalipun isana-sini kita mempertanyakannya tapi dalam kelomok pertemuan diskusi sistim yang diterima umumlah yan diteriam bersama. Sebaai contoh apakah pemahaman kita tentang allah adalah aaran yan palin benar itu bia ipertanyakan tetapi dalam hal formal itu
Menariknya dalam makalah ini adalah sebenarnya di jawa itu adalkah ddoggma itu sendiri. Apakaah pakem itu ebuah dogma pakem adalah narasi dan bukan seistimatika bukan konsep ini dan ini. Nah kalau konsep di jawa adalah dididkusikan dalam bentuk suluh yaitu posisinya adalah argumentasis filosofis. Oleh ssebab itu waygn dimulai dalam suluk. Ekalipun nanti narasisnya sessuai enan pakemnya tetapi ketika preposisinya dilakukan out bisa difahami dalam bentuk yang berbeda.
Pemahaman tradisi, adat istiadat nah itu menariknya nah pertanyaannya adalah apakah pemahaman tentang dogma adalah ssama persis dengan ajaran tentang kekristenan. Dogma itu kan munvculnya ketika kekristenan ini berjumpa denagn filosofi yunani maka dibuatlah kesepakatan konseptual. Disaana-sini kita bisa menganaliiinya adalah hasil bargening politik seperti penyusunan penggakuan iman itu akan ada bargening politik. Lalu bargeningnya para filsuf yang menjadi penerusnya anastasius lalu menjalankan terus disitu kita bissa mengganalisisinya.
Kalau kita memahami dogma seperti itu alalu sseperti apa dalam konteks kehidupan saat iini.
Dogma bisa saja didekati dengan konsep yuridiss, tapi yang penting kita bisa mengerti bahwa dogma bisa didekati dari sei politis, ekonomis. Kenapa orang kristen menggiatkan ajaran tentang disiplin, hemat itu adalah bargening tentang ekonomi. Nah kita bisa menganalisisnya kessana nah kalau dibanddingkan dengan konsep jawa ini sebenarnya addalah dari perspektifnya penggalaman dari sesautu yan dirasa addalah pentin ibandinkan dengan pengertian yang dilakukan dengan rasio atau pikiran.

Didit :
Dari tulisan ini saya menemukan perbedaan yang nampak adalah kesannya selalu sebagai counter bahwa di jaw apenuh dengan kebebasan. Sehingga saya melihat ada perbedaaan yang nampak adanya counter yang yang pada akhirnya
Adanya kemandegan pada pemahaman kristen dan jawa

Tatok :
Munculnya keadaran bahwa oang kembali kepada cerita, Nah kita itu kan menyadari sebagai jawa adalah percaya pada ceritera. Orang kembali kepada mengapresiasi dengan merdeka terbuka tetapi uniknya mereka tetap punya hubungan satudengan yang lain. Orang bisa hidup dakalm sebuah kelompok hanya berdasarkan narasi dan itu terbukti dalam kehidupan orang jawa oleh narasinya.
Ika:
Teta[I tidak semua dengan mudah menerima itu kalau tidak salah rasanya orang kristen masih perlu diikat dengan pengalaman di tempat saya cerita-cerita yang muncul tetpai majelis yang merasa berkuasa merasa supaya jemaat tidak kebingungan.]Saya itu masuk kristen karena tata ibadahnya yang nges. Sekarang ini saya malah bingung. Mbok sepertri dulu aja kita tinggal menerima menurut mereka yang berbiucara akok sepertinya Gereja dan pendeta tidak merasa dihormati. Apakah memang bisa diterima atau memakai waktu untuk sampai kesana.

Tatok
Artinya dari cerita itu rupanya dogma ini masalah dominasi, kekuassaan. Itu;ah orang-orang yang berhalk untuk menghakimi orang lain berdasarkan dominasisnya, dan itu angat kuat di jemaat kita….Oleh Belanda. Untuk berhenti memahami bahwa kita membangun sistem bergereja yang menurut kita sangat sempurna sangat reform yang sebenarnya titu berlaku di abad 19 dulu dan belanda itu sendiri tidak s eperti yang kita bayangkan, nah diominiasi itu sendiri yang sekarang dipertanyakan nah sekarang mulai adad inovasi.
Perubahanitu sebenarnya natural Cuma karena dulunya Gereja itu diajari bahwa Gereja itu adalah pengetahuan dan itu dpertahankan oleh pendeta atau majelis (siapa yang paling tahu dan pintar atau yan gpaling berhak menentukan benar dan tidak benar)
Kala pakde kan sering berkata bagaimana orang jawa menghambat dominasi kraton tentang budaaya wayang, kethoprak. Artinya itu ekspresi konkrit dan yang paling penting bahwa side of believenya itu sendiri berani dibongkar.
Tokoh-2 Gereja yang menjadi pejuang ham adan anak dan sapai sekarang Gereja sendiri yang membedakan anak dan perempuan.
Kalau di lapngan orang berani untuk merubah tetapi ketika mauk alam komunitas menjadi mandeg.

Wahyo:
Tetapi seebenarnya ada to warga yang berani

Ika :
Paling gampang tentang perjamuan kudus anak tetapi kan tidak bisa di K dan pada waktu pakah itu ternyata bisa. An tenryata itu aa baiknya

Tatok :
Erea sering mudah seakali terganggu dengan kehadiran anak. Padahal ketika waktu kecil saya senang sekali dekat dengan dalang dan ternyata dalang tersebut tidak merasa terganggu dengan kehadiran saya.

Guntoro :
Pernah saya dengan koco ini harus menentukan membakar dupa itu tidak perlu. Terus bedanya niki membicarakan mengenaio masalah salah dan benar. Awa pilihannya adalah satria atau pejahat. Nah sattria itu sendiri ada paling tidak harus jujur. Jadi kalau jawa itu memang tidak perlu dogma tetapi tidak menamakan itu dogma karena mlarat istilah. Padahal kan senebanrya kan tidak jadi intinya adalah satria dan jahat. Misalnya seperti ini tokokh wayang togog yang suka ceramah tetapi yang diceramahi tidak pernah percaya.Misalnya yang diikuti itu biasanya adalah raja yang ingin kalau dalam wayang adalah ingin putri itu siudah dinasehati tapi tidak percaya. Oleh sebab itu disimbolkan togog itu mulutnya lebar karena terlalu banyak ceramah dan bisanya keputusan yang diambil adalah berlawanan dan togog biasanya nyengkakke. Jawa ebenarnya banyak aturan tetapi ilanggar boleh karena itu hanya pilihan satria dan jahat. Ai kalau aama bahaanya haram Haram itu boleh kok doiilakukan tergantung yang melakukan. Zjangan menduduki bantal nah bkan skedar itu, jangan makan di tengah jalan tetapi bukan skdar itu yang tersirat. Apalagi kalau membahas tulisan jawa lebih sekedar itu jyaitu hubungan rasa antara kita dengan yang……sulitnya kalau jawa u adalah dalam membuat pilihan. Scara kbjaksanaan yang mnrt jawa kebodohan ya saya setuju dengan omongan koco. Salah benar adalah faham eropa menurut saya. Nah sekarang ini akan Wong jawa itu sok sungkan rame maka benar kata pak tatok itu orang jawa kalau masuk komunitas itu lebih baiok diam karena tidak akan pernah ketemu. Lha kenapa makanan kalau di sawah itu tadi padahal kalau dirumah itu kan lebih banyak.

Tatok:
Itu yan g paling mnedasar idewa tentang salah benar sidea tentang satria dan pejahat artinya etika kita itu kan bukan untuk memahami seustua dengan rasa salah kalau dikkur masalah salah benar itu tidak cocok dengn alam pikirnya orang jawa. Tetapi bagaimana menerimanya sebagai seorang satria atau orang jahat itu yang paling kellihatan nah sementara konsep tentang dogma gerej aikita itu kan asumsi salah dan benar. Bahwa ini adalah ajaran yang benar dan yang tidak seprti ini adalah salah nah cara berfikir yang sepetri ini tidak ada dalam pikiran orang jawa.

Gun :
Dalam karawitan itu adalah bukan salah benar tetapi kurang bener, mungkin dalam lingkungan desa dulu juga Cuma kesepakatan jadi bukan hanya benar karena buku. Anatara berani atau takut. Jadi jakalau takut ya jangan berani, kalau berani yang jangan takut jadi tidak ada kebijaksanaan.

Didit
Saya jadi teringat penjlasan entang dogma kalau orang barat adalah harus dilakukan namun orang jawa adalah sebuah tawaran dan akan menjadi dogma ketika kita harus memilih sehingga dengan demikian gauungnya memang tiak mengikat semua orang.

Tatok :
Jadi kalau mau dipertemukan konkrtitnya seperti yang diusulkan mas gun tadi bisa tidak dipertemukan artinya ini kan ada alternatif, jadi adanya pilihan meski bukan antara benar atau tidak namun bisa tidak membanguin dan mungkin tidak suatu saat kalau ada istiah dogma tapi dia tidak berankgat dari masalah salah benartetapi harus dilengkapi juga dengan menjadi ksatria atau penjahat dan kalau dalam narasi alkitab adalah petrus ketika menyangkal yesus. Yeesus tidak menjustifikasi bahwa petrus adalah salah atau benar. Dan pesannya kan seperti itu.. jangan-2 kontruksi pikiran itu ssendiri yang membuat itu menjadi benar atau salah.



Gun :
Sepertri juga pada cerita wayang antara kurawa dan pendawa orang sudah menjust bahwa kurawa adalah salah. Ojo nyepelekke barang sepele.

Vicky:
Jadi sejak kapan dogma menjadi dogma ?
Ketika kita akan kembali seperti dulu ada kendala terendiri jadi adanya kebingungan itu sendiri adalah adanya kontruksi dari generasi ke generasi.
Ai dogma mulanya adalah pengajaran dan dibandingkan dengan filosofi-3 yang mengelilingi

Tatok :
Ya benar seperti yang kita awal tadi diskusikan bahwa dogma ada alasan-asalan di indonesia ini sendiri jugga ada alasan keamanan jadi tidak ada alasan etis, teologgis, a alassan keamanan saja untuk survive.. Nah kita seringkali mengasumsikan supaya semua itu bisa dijelaskan pakai konsep tentang dogma. Kalau di sejarah awalnya alasan politik adalah yan gpaling kuat.

Meang lebih pas kalau kita orang jawsa membicarakan masalah dogma itu menai pakem yan iperbaharui teru


I awa itu dogma enalkan dengan konsep-2 yang salah benar shg cara berfikir kita menjadi seperti itu.
Ai oran boleh mmepersolkan oma tetapi menenai cara berfikirnya,
Nah ada alternatif lain yang kita asumsiskan nah ini yan glebih efektif.

Kristi:
Apakah itu hampir sama dengan orang jawa kan sudah kebanyakan banyak sekali teapi tetap bahwa ini saya terima tetapi tetap ada yang kekhasan ini milik jawa yang ridak kemudian menjadi persis yang dibawa.

Tatok :
Ya, secara ssosiologis agama jawa itu sifatnya adalah penerima memang agak berbeda yang memnaddang hidupanya itu konversi bahwa agama itu urusan berpindah dari sistim kepercayaan ke kepercayaan yang lain. Di jawa tidak pernah berubah hanya modekll permaknaannya diperkaya. Jadi peneliti sekarang tidak kaget ketika ada masjiod adalah ekspresi pemujaan dari durga. di kraton adalah ekspresi dari pemujaan sultan adalah pranatagama. Jadi agama di jawa tidak bisa dilihat seperti ahgama di luar jawa
Kalau iitilah kan engan warna ya berganti tetapi essensinya tetap, kalau air ya kadang asin-,anis, tetapi airnya tetap sama. Tetapi kalalu kita mau melihat kekristenan disatu sisi orang harus mempunyai keberanian untuk mencoba berfikir secara berbeda. Kita harus berani melihat kristen di jawa ini dengan caranya sendiri tidak dengan cara korea, eropa dan menurt saya selama ini agak terabaikan keberanaian untuk kesitu.

Didit :
Pakem dimaknai ulang kembali, ada sesuau yang diajarkan. Ketika ketakutan bahwa jawa akan hilang / apanya yang hilang.

Tatok :
Bukan ionovassinya yang ddikritik tetapi orientasinya. Orientasi dasar yang dikritik oleh pak koco.

Martinus :
Mbak kristi menyebutkan bahwa dogma dalam bahsa jawa adalah pitutur jadi jkalau pitutur adalah yang diyakini.

Tatok :
Kalau memakai bahasanya mas gun kamu senangn menjadi satriya yang jelek atau penjahat yang baik ?

Kalau menurut orang jawa sudah didapuk tetapi tidak pernah mengerti dapukannya. Jadi kalalu dalang sekarang itu membuat poertunjukan sering mulang dengan membaca buku kemudian disiarkan lewat wayang. Kalau dalang sekarang itu mengjar atau mulang perumukan, beda dengan dalang dahulu selalu dengan menggunak bahsa sanepan gambar miring.

Soalnya pakai konsepnya salah atau benar

Ika:
Seperti yang saya alami

Gun :
Berjalan itu bisa cepat kalau dilakukan dengan benar.
Di katolik juga begitu kalau islam itu dzikir coba kalau doa itu dizikirkan ternyata juga bisa. Tapi itu suliit menerangkannya secara akademis.
Kalau jawa itu coba-coba dan membuktiokan try and eror
Kalau orang jawa memiirkan sebab kalau orang barat adalah akibat
Tatok
Kalau dalam konsep pendidikan itu anak diajarkan untuk berani bertanya sehingga orang yang ditanya itu memberikan defisnisi dan itulah yan ddibiasakan paddahal sebenarnya anak diberikan narasi dan diajarkan untuk meraskan dan membuktikannya. Nah kalau membayankan eperti itu kan kita bia membuka cakrawala berfikir kita.

Kristi :
seperti kalau pastoral itu kan tidak memberi solusi namun membuka peluang-peluang

Carter :
Bila ada sesuatu yang tidak ada penjelasannya bukankah itru pembodohan ?

Pertqanyaan ini memperlihatkan bahwa ada kalau orang tidak diberi penjelanan yang cukup maka orang tidak mendapatkan kejelasan. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah mencoba menjawab segala sesuatu yang terjadi didunia ini, itu kan asumsi atau anggapan saja. Tetap diberi penjelasan sedetail mungkin kan tidak merubah kenyataan.

Gun :
Orang awa tidak pernah mengajar namun kalau dirasakan benar kalau dilakukan. Kalau orang jawa itu yan pentingn adalah bisa mendudukan dirinya sendiri.
Yang paling pokok adalah sopan santun kalau jawa itu sendiri.

Carter :
Menjadi diri sendiri

Gun :
Tetapi diri sendiri itu lebih sulit karena sebenarnya orang mengetahui diri sendiri adalah sulit.


Tatok :
Angger-2 itu apa ?
Karena seringkali dogma dibahsakan jawa menjadi angger-2 padahal diogma kan konstruksi sosial jadi kelihatannya tidak cocok lebih cocok Pokok-2 aaran jai ajaran yang palin menaar jadi kalau orang bertanya mengapa ? sampai mentok tidak bisa ditanyakan lagi itulah mendasar
Oke kalau cukup itu diskusi kita hari ini dan dapat memberikan manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar