Rabu, 02 Juni 2010

Hasil Diskusi Pertemuan II

Diskusi ke dua sabtu pahingan di rumah pak tatok, 19 Maret 2010

Yang hadir :
Pdt. Didit
Pdt. Ika
Pdt. Kristi
Pdt. Tatok
Edi Guntoro
Vicky
Victor
Erri
Martinus
Trisno


Perjumpaan dan kita sadar benar baahwa dalam kehidupan kita sehari=hari kita selallu bertemu dengan tuhannya sendiri-sendiri (Kontektualisssi)
Bagi orang jawa konsep adalah belakangan yang penting cara pandang setelah iotu baru orang bisa membangun sebuah jkonteks tertentu berbeda dgn orang diluar jawa yan mementingkan konsep adi tentan tuhan itu konsepnya dulu kalau orang jawa apa yang kamu rassakan apa yang kamu alami .

Tatok ;
Kalau kamu apa yan kamui fahami
Ika :
Tiodak tentu, kadang tiba-tiba tapi sesuatu yang mujngkin karena dibiasakan jadi konsepnya dulu
Gun:
Theologi ini di cerita sampai sekarang yang ilahi itu sendiri bagaimana ? misalnya ya percaya adanya TUHAN tapi ternyata dalam kebudayaan budaya jawa misalnya bersih desa lakone sri mulih karena begitu percaya ya percaya dengan TUHAN, TUHAN itu yang mana dan saya minta penjelasan. Nah bertani itu bagiamana sebelum menanam itu bagaimana ? ditanya percayane karo sopo ? ya kepadda yang berkuasa. (TUHAN) nah itu kalau hubungannya dalam agama yang tidak jelas lagi misalny hanya untuk makan saja minta kepaa TUHAN Paahla menurut saya ini dalam jawa.

Tatok :
Jadi ada sesuatu yang baru kemarin pak folker waktu kesini yang sedang menekuni seni lukis ind jaid dia memang teologi prof dari elanda yang mengekspresikan imannya. Dia membuat pernyataan yang sederhana saja kalau kalian inigin balajar tentang kontekstual kali an punya modal begitubanyak belajar opada oara seniman padda para budaya disini. Jadi yang disampaikan mas gun ya benar misalnya merefleksikan TUHAN pada saat nonton wayang, bertani ya bertanya pada dalang atau tanya pada pelakunya. Nah ini adalah sesuatu yang baru segala sesuatu beranya [ada ara teolog sekarang tidak lagi. benar jika untuk urusan berdasrkan di Alkitab lewat pendeta.. Jadi ini justruiu menguatkan mengenai cara pandang atau konsep.

Ika :
Celakalah kita yang merefleksikan sesuatu lewat konsep ebagai orang muda
Tatok:
Itu adalah proses dan itu kenyataan bahwa sebagai sebuah konstitusi agama bahwa agama itu memberikan sebuah pegangan. Dan pada akhirnya terlena pada apa yang menjadi pegangannya. Jadi untuk mas gun lebih baik berani bertanya. Tapi bagi seniman dan pelaku buaya itu adalah suatu hal yang biassa.
Gun:
Saya pernah dengan tokoh muhammadiyah bertanya tentang TUHAN ya sampai saat ini ya tidak jelass.
Tatok
Ya itulah perjumpaan antara cara [andang dan konsep dan akan selalu kita alami
Didit :
Antara konsep dengan sesuatu yang penanaman dari keluarga dengan masyarakat dijelaskan dulu. Konsep yang senantiasa berkembang
Tatok
Selain yang berangkutan lingkungan kan juga mempunyai pengaruh yang kuat karena ini adalah sesuatu ya ghidup dan berpengaruh tidak hanya sesaat
Didit:
Harus ad astandarnya tidak ?
Tatok
Nah itu adalah kekeliruan cara pandang teologi kepada seniman.
Gun :
Sebenarnya orang kesenian punya konsnep
Tatok :
Ya dan berbeda dengan konsep ini.
Didit :
Kitaharus dapat menjembatani agar tidak memandang seniman adalah liar.
Tatok ;
Setiap seniman punya konsep namun kita haruis melihat bahwa dia seenarya punya konsep
Gun :
Mungkin orang kesekian konsepnya tidak sama kalau teologi kan seragam
Tatok :
Kalau orang kesenian konsepnya kan sudah baur.
Didit :
Pengalaman dengan mas un itu ketika ngamel semua orang bisa mengikuti namun ketika ditanya mrkk yang ditany aapa yan kamu daoatkan ya bingung juga.
Victor :
Sebuah p[ertany amengenai hal kontekstual berkaitan dengan budaya aaaasekaligus yag pujakesuma konsep kontekstual itu ……

Vicky :
Yang mendasari ini adalah pergumulan tentang tanah karena begitu banyak orang jawa mendiami setiap tanah samapai dimanapun. Dan ini adalah refleksi saya saat bertanya-tanya saya ini benar-benar orang mana saya orang jawa disini saya disebut orang suatera.Dulu saya membaca tesisnya pak Tatok tenryata iya saya mepunyai 2 budaya antara orang tua dan lingkungan pasti sudah ada pergeseran budaya.
Adaptasi terhadap ddaerah setempat selalu diwarnai dengna konflik.

Tatok :
Jadi kalau memulai sebuah efleks adlaah yang paling efektif adalah berbicara megenai tanah sebab orang yang masih terikat dnegan teritori itu sendiri karena tanah tu adalah nya sadumuk batuk senyari bumi.

Vicky :
Sisitheologis say amemandang perpindahan bangsa israel ke mesir adalah masalah pangan.

Tatok :
Bagi orang jaw amalu adalah sesuatu yanpalin penting orang sampai berani mati untuk menghindari rasa malu. Beda dengan orang barat yang memeprssalkan salah aau nbenar itulah yang diutamakan bahkan dalam urusan teologi Dosa itu salah atau benar. Beda kalau orang jawa dosa itu adalah malu atau tidak.
Jadi selain tanah yang ingin ia refleksikan dan masalah rasa.
Bagaimana orang jawa berteologi.

Ika :
Kebali pada persoalan sebenarnya didunia ini kan banyak perantau mislnya orang cina, jaw ayang di suriname apakah mereka juga masih bertanya tentang diri.
Tatok :
Itu ada contoh yang menarik ketika gusdur mengakui confiusisme menjadi agama Konghucu saya kira begitu juga kesadaran yang muncul yaitu ketidak beranian untuk melihat bahwa kita ini campuran kalau mau diistilah kan sinkretis ya sinkretis. Ibu saya itu kan anaknya dalang dan menjadi kristen karena mendapat bapak saya yang berasalah dari desa kristen. Dan dalang aman dulu itu tidak masalah dia beragama apa. Dan dia dengan mudahnya menggambarkan dengan wayang . Nah ibusa ysaya itu kalau nyekar selalu tegang baru-2 kali inilah bahwa kalau ke kuburan itu harus berdoa. Nah karean dia itu kristen yang notabene tidak boleh berdoa di kuburan.. Artinya kita harus mulai itu kita selalu berada di persimpangan dan itu semua ada kallau mas gun mebuat notasi musik gitu apakah harus selalu ada musik kristen ?

Gun :
Tidak !

Victor :
Saya merasa setelah hadir di jawa ini, saya menjad rang jaw ayang sanga smatera dan ketika pulang menjadi sangat sumatera yang jawa.

Tatok :
Jawabannya adalah sederhana membiasakan diri saja.

Ika :
Ya sudah apa adanya. Dilakoni saja

Gun :
Ane budaya itu kan ada yang bisa dipelajari dan yang sudah gawan bayi. Nah yang penting adalah bagaimana bis amencari kita sendiri.
Didit :
Kebali pada tanah artinya bahwa yang saya tankap aalah dikaitkan denan pencarian ati diri. Di jawa orang itu ada yang bisa didunungke ada yang bisa mencari sendiri.
Tatok :
Kosmologi jawa itu jelas jawa itu pusat ! itu sama dengan orang israel bahwa pusat itu ada di yerusalem. Berbeda dengan orang barat bahwa kita ini orang surgawi, tapi bagi orang jawa ini beneran semakin jauh dari pusat berbahaya hidupnya/

Tatok :
Orang transsmigran sukses itu adalah jika mereka dapat menyekolahkan anaknya di jawa dan pada akhirnya merekapulangg juga ke jawa.
Teerdiri dari Tiga lapis :
1. Transmigran dream
2. Orang jawa yang tidak beruntung
3. Tetap meras a jawa meski di perantauan

Gun :
rang mati kok diselamati

Tatok :
Memberi penhiburan kepada yang ditinggal. Untuk memberi penghiburan kepad ayang ditinggal untuk memberi keyakinan kepaa yang ditinggal bahwa yang meninggal itu adalah orang yang selamat.

Tatok :
Bagaimana kita begitu riupad dibatasi oleh berbagai acam batasan dan itu membangun kesadaran. Pada hakekatnya orang senang membuat batasan-batasan.


Gun:
Mungkin yang dimaksudkan mas vicky adalah supaya dinaggap menjadi jawa.

Vicky :
Tanah menjadi kiblat atau tanah ebagai penuujang kehidupan ?

Tatok :
Bagaimana jika perspektif itu lebih diluaskan

Vicky :
Kiblat orang jawa dimana ?

Gun :
Tidak ada ! msalnya blowoki pada saat akan tandur !

Didit :
Pemahaman tanah tidak perlu memperlihatkan identitas diri sebagai orang ……

Tatok :
Baaimana dengan batas-2 tersebut bahwa itu adalah membuat batasan tersebut.

Gun :
Carane kamu itu kemaki misalnya kulo bade kondur ? rak dengkulmu mlocot !

Tatok:
Pertemuan selanjutnya di T4 Kristi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar