Sabtu, 24 Maret 2012

Hasil pertemuan 23 Marer 2012

Diskusi 23 Maret 2012, Thema: Arsitektur Jawa sebagai Ungkapan Spiritualitas Masyarakat Jawa
Di mumu,
Yang hadir
  1. 1.       Rizal H. – pemakalah
  2. 2.
  3.        Endang N.
  4. 3.       Kristi
  5. 4.       Daniel
  6. 5.       Pdt. Didit
  7. 6.       Pdt. Tatok
  8. 7.       Charlotte
  9. 8.       Eigner
  10. 9.       Pdt. Yanne
  11. 10.   Eri
  12. 11.   Vicky


Tatok; ide dasar peletakan batu pertama-kitab suci->petra, di jawa peletakan dasar itu tiang utama. Batu terpenting dari bangunan?
Rizal-> terpenting atap, proyeksi dari atap untuk mendapatkan luasan rumah.
Didit; biasanya dibuat atapnya(tradisionoil) buat tiang-> naikkan penuwun. Penuwun jadi lalu bangunan dibuat.
Tatok: pernah pimpiin doa untuk upacara mendirikan tiang pertama; spiritualitas pada tiang pertama. Yang dianggap paling penting.
Yanne; peletakan batu pertama masa orba?
Didit; modern ada ritual duduk pondasi- setelah rencana
Tatok; pendirian tiang pertama-upacara, wuwungan baru bidston besar
Didit: ketika wuwungan naik, itu sudah bisa untuk berlindung, lalu disyukuri. Pendoaan tiang lalu yang pertama.
Tatok; GKSBS punya liturgy; pemberkatan ruamah dg pembukaan pintu, diprotes warga, warga bersukurnya ketika warga menaikkan atap; liturgy minta diganti wkt pembangunan atap bukan yg lain
Secara tradisi tetep ada menaikkan wuwungan.
Krisit: bidston ketika akan ditinggali.
Yanne; gksbs banyak ritual, diklaten gmn?
Didit; beberapa doing
Tatok; warga tkt pad apendita jadi dilanjutkan tradsisinya
Yanne; tergantung ajaran pendeta pertamanya, yg buat tradisinya
Tatok; banyak orang tidak lagi bersukur-tidak lagi berdoa.

--intermezzo—
yang mengajar awal mesti pendeta londo. Jepang ewe diarani londo,
Didit yang gak dikatakan londo cm cino,
Yanne; iya, dulu jaman kecil ada encik, cina, jawa, londo.
End: buat karmas juga ada , merang londo.
Tatok: termasuk orang srilanka dikatain wuh, Londo!
Didit; wuh, londone isa karma!
--
Eigner; jaman landa bingung sampai di Indonesia buat rumah jenis mereka ternyata basah karena tidak mengenal tritisan.
Charlotte: mahal di US buat tritisan, jadi dibuat pendek, dibuat talang.
Tatok: jawa itu boros, dah ada tritisan dibuat talang J
Didit: kiayi sadrah, dipercayai orang spiritual pertama mesipun tak pernah memplokamirkan sbg gkj.
Tugu yg disebut = soko guru, kayu gede banget,  kondisi skrang tidak bisa dipercaya bisa punya soko guru segede itu.
Rizal= orang misikin dulu orang yang rumahnya kayu, sekrng rumah kayu-> orang kaya.
Didit-> mesjid demak, skoko guru dipertahankan oleh sunan, tapi kekurangan kayu, akhirnya di buat tatal (blandarnya dibawa kodok) ada mtologi di demak, sungai yg dipake utk membawa kayu inii, menujuu kudus ad sungai besar, bnyk orang mandi sumber minum, buang air karena diyakini sungai berkah. Dan kayu2 ditarik oleh katak2 diyakini.
Didit; masukan letak rumah, hadap rumah kemana.
Kristi; hadap pendhapa yang gak boleh hadap timur, ada cerita bangun hadap timur besoknya mbalik hadap.
Rizal; ruamah hadap selatan
Didit; kecuali kraton hadap utara.
End. Timur; bagus hadap matahari terbit,  sinar matarhari pagi, slatan bags, angin laut bgs.
Yanne;  sebelum kraton?
Tatok; gua, kwkwk
Didit; mesjid hadap timur kiblat barat.
End; lapangan bal-balan hadap utara selatan. Hehe
Yanne-rizal-> penjelasan sanggeng pe
Yanne: kok berdasar atap?
Rizal: dibedakannya berdasar atap,
Tatok; tiangnnya tetep, atapnya yang berbeda-beda

Didit- limas an filosofinya atap limasan saling mendukung strukturnya
Didit; menariknya ketika bertamu dg konsep jawa, akan tahu diletakkan dimana, karena letaknya. Yang terhormat, tamu biasa dll.
End. Srg banyak tidak menghargai tamu; dii garasi, pun juga ada yg masih enghormati
Yane; sekrang udah jarang yang punya rumah jawa lengkap ya?
Didit; peletkaantamu juga jadi suhda tauhu pemilikk rumah sendag modd /tidak ingin ditemui
Yanne; kamarmadi di depan bgmn?
Didit; ya, rumah tingalam mbah sumur didepan; mr madi didepan. Untuk cuci kaki sebelum masuk.
Tatok; pekiwan ; kamarmandi, di kiri.
Krisit, kamar mandi di kri dari tamu, kanan rumah ->pekiwan.
Tatok; dapur-> belakang, buri wingking.
Didit; hasil panen malah di dalem, dimana harta berada disitu jiwa berada
Tatokl tempat paling aman, dulu di lumbung, lumbung tidak ada maka di dalem,
Didit: tamu harus bersih dulu sebelum masuk rumah, kaki berdebu, kotor,
End. Buang sawab juga, missal sblm datang habis layatan
Didit. Tradisi masih ada, missal pnya anak kecil jaga kesehatan.
End. Biasanya dulu meninggal karana penyakt menular.
Didit. Sekarng krisi lahan, kamarmandi di dalam, sumur pun juga Cuma pipa. Orang bikin sumber air, baru memulai membuat rumah.
End. Istilah babon angkrem, punya uang baru lanjut pembangunan.
Didit; cerita; mitologi, ratu kidul di selatan, rumah menghadap selatan. Dalam arti penghormaan pada sang ratu. Jangan sampai menghdap utara gak ilok. Secara fengsui ternyata baik selatan daripada hadap utara. Beberapa orang tua mengusukan hadap ke selatan pada anaknya baik merantau atau tidak, masih dalam momongan ratu kidul.
Charlotte: hadap rumah lebih karena cuaca atau mitologi? Terlalu dingin, panas, mempengaruhi jumlah pintu, jendela.
Mitologi reason/practical?
Tatok; sangat berdasar mitologi, walau pelaksanannya praktikal. Nenekmoyang yang resreach itu dulu untuk mengatakan ke kturuanannya dengan mitologi
11.31 datang eri+Vicky
Yanne; sekarang tidak memperhitungkan mite itu.
Didit. Rumah sekarang menghadap jalan sekaarang. Tidak seperti skrang dulu jalan diutra rumah pun hadap selatan. Penghadapan untuk penyampaian kepada masyarakat lebih mudah dengan mite,
Daniel; seprti di temat simbah, dulu menghadap selatan semua, sekrang hadap jalan.
Yanne; tidak ada ingatan akan mitos lagi, lebih kearah jalan.
Dididt; sekarang biasa gerah, karena rumanya yang udara panas, dulu itu panas situasi kejiwaan.
Yanne; orang didaerah dingin tak lagi ikut tempat tapi berdasar tren.
Rizal; gaya hidup
Didit; pondasi mengkikuti struktur tanah, bukan melawan.
Eigner; pondasi barat vs jawa
Yanne; tak lagi mitos, ..
Tatok; rumah orang kriten yang hancur ketika gempa, karena mengangap budaya setempat tak alkitabiah,
Didit; rasionalisasi kuat, oran eropa dia harus melawan secara rsional. Keetika pondasi kuat dalam, kalau orang jawa berdasar yang ada, gempa ya pondasinya buat yang bisa bergoyang juga.
Rizal; desain ikut tradisi
Tatok; gempa di miwa ruma tradisional banyak yang utuh, untngya greja dibuat bentuk ttradisonal pindah 2meter gak runtuh. Cilakaknya banyak uang, buat greja yang tidak tahan gempa malahan.
Didit; jawa juga pake rasional sebenarnya
Kristi; rasionalisasi itu penjabaran, tapi mas didit rasionalisas itu tidak seperti itu
Didit: sekarang buat rumah sprt orang jawa tidak dsbut membuat rumah,
Tatok; biasanya orang Kristen buat rumah tak percaya lagi mitologi setempat, karena menggangap mitologi setempat sesat. Why? Menjadi orang modern, when? Sejak londo.
Didit; Perubahan arstktur terjadi bukan sejak islam masuk tapi sjak kriten masuk
Charlotte. Arstektur tak bgs krn dari barat.
Tatok; pengalaman di Sumatra, bangun greja pertama, bangun greja bentuk tradisional Sumatra. Geser 2 meter taka pa-apa, setelah gempa punya uang bikin gereja baru model barat, dari batu dll. Dan pasti ada gempa hancur. Greja liwa.
Why berkiblat ke barat: lebih Kristen lebih …
Kristil udlu jadi Kristen jadi londo
End. Pakai jas karena weather,
Tatok, pendeta pakaii jas, tuxedo dan orang bangga, official clothes bahkan dalam toga pakai jas
Didit; sarung, jawa, dianggap islam oleh islam, tapi aslinya jawa.
Tatok: upper hero gak ada yang pake toga, ribet
Charlotte; untuk reformis toga? Di metodis… gak
Yanne; jarang pake tradisional, minim pakaian rapih
Tatok kata carlot di reformis US kotbah pake tshirt with colar tidak selalu, t-shirt berkerah.
-pusat bangunan di rumah jawa di mana?
Sentong tengah.
Didit: Lumbung, tak semua diletakkan di lumbung -> ke sentong tengah, bawa pulang dewi sri. Yang punya rumah di luar dalem, karena untuk menjaga dalem. The most important place.
Eig; bertemunya makro kosmos dan mikro kosmos
Didit di nusa jawa ada,
Yanne+end, gak ada sekat di senthong.
Didit; ssangakt kaya membedah foloofi rumah jawa, pintu; tak ada yang besar, harus menunduk.
Tatok, yang puny a pendek. Pintu harus lebih endek lagi.
è Tempat paling penting dan paling sacral
Didit; symbol wiwitan, hanya panen pertama yagn di taru disentong. Tikus tidak dibunuh tapi diebri makan dg yang tidak dimakan manusia, ketela.
Tatok; pera yyang punya rumah ketika membangun rumah. Ketika masang atap, yang harus coba yang punya rumah. Di lampung, tuan ruamh ngecek, naik ngencik2 bila bilang OK pembangunan lanjut. Waktu gereja bangun saya disuru naik dahulu.

Jumat, 23 Maret 2012

Bahan Diskusi Sabtu pahing Pertemuan II

Arsitektur Jawa sebagai ungkapan spiritualitas masyarakat Jawa

Aristektur Jawa, salah satu arsitektur di wilayah nusantara, tak lepas juga dari arsitektur nusantara. Arsitektur nusantara, banyak yang menghubungkan arsitektur nusantara berasal dari budaya, namun bila membahas arsitektur seharusnya asalnya/dasarnya pun harus yang bersifat arsitektural. Jika arsitektur berasal dari budaya, seharusnya arsitektur ilmu turunan dari budaya tapi tidak, arsitektur ilmu sendiri.
Salah satu yang mendasari arsitektur nusantara adalah bahwa manusia butuh ruang berteduh, bukan rruang berlindung. Rumah sebagai tempat berteduh bukan sebagai tempat berlindung. Karena yyang dibutuhkan manusia adalah tidak kehujanan dan kepanasan, bukan perlindungan dari serangan, salju, binantang.
Hal lain yang mendasari adalah gempa, lokasi nusantara yang berada di tempat rawan gempa, ring of fire, membuat nenek  moyang sadar bahwa gempa itu bergoyang, maka sambungan sambungan yang dibuat dengan peralatan non presisi jaman dahulu membuat kondisi bangunan stabil di posisi tak tegak, yang akan bergoyang juga ketika gempa, membuat bangunan yang tidak solid lebih tahan gempa. Juga mengetahui asal gempa adalah dari bumi maka bangunan diangkat dari tanah, yang berarti tidak langsung menyentuh tanah-> panging, umpak( pondasi titik)
Bahan yang digunakan adalah kayu, dengan sambungan kayu, sebgai bahan yang berlimpah di nusantara.
Lalu apa hubungannya dengan sisi spiritual masyarakat?
Secara tidak langsung masyarakat/manusia jaman dulu mengenal Tuhan yang belum terdefinisikan. Hanya mengerti bahwa ada sosok yang entah diantahberantah yang empunya kekuatan super power melebihi segalanya di muka bumi, sosok yang menghentak mengadakan petir, air hujan badai dan lainnya, massif diluar skala manusia. Maka dari itu manusia mencoba untuk mendekatkan diri kepada sang super power  tersebut  karena tahu bahwa manusia di bumi adalah sosok kecil yang juga salahsatu diciptakan oleh sang super power. Sebagai ciptaaNya maka perlu untuk melakukan pendekatan diri. Karena sang Super Power tak terjamah maka dibuat symbol untuk mendekatkan, lalu apa symbol yang pantas? Massif, skala tak manusiawi, tak terjangkau namun dekat, yang paling mendeskripsikan adalah GUNUNG. Benuk gunung kemudian diambil untuk mendeskripsikan adanya hubungan manusia-Sang Super Power.
Karena merasa gunung sebagai symbol dianggap terlalu massif dan masih berjarak, maka kemudian manusia mencari symbol lain yang dirasa cukup dekat namun mewakili cirri sang Super Power. Setelah pencarian diketemukanlah POHON BESAR sebagai symbol selanjutnya yang mencirikan namun juga lebih dekat pada manusia. Perkembangannya selanjutnya PHON dirasa belum cukup ringkas sebagai symbol dan belum cukup dekat, maka diambil daripohon, apa yang inti dari pohon? Ya, batang utama. Phon disuport hidup dan tegak berdiri oleh batang utama. Maka diambil kemudian batang utama sebagai simol yang mendeskripsikan SuperPower, yang kemudian dinamai TUGU. Yang bentuknya tiang tegak lurus ke atas.
Lalu diketahuilah oleh kita arsitektur nusantara, dan spiritualaitas masyarakat.
Karena sudahh diketahui maka kita gabungkan keduanya.
Dalam membngun rumah di jawa ada suatu hal yang tidak terlupakan yaitu, ungkapan syukur dan harapan yang di lakukan selama, perencanaan, pembangunan, dan setelah selesai. Berupa sesaji, bancaan dllàkenduri.
Seperti pada penempatan atap diberi kehormatan bagi yang empunya rumah untuk menempatkan sesaji di rangka atap. Selain ujud spiritualitas, juga ujud bahwa pekerja menunjukkan kebolehannya telah membuat rangka atap yang kokoh sehingga tak main-main yang disuruh mencoba adalah yang empunya rumah.
Sesaji: uduk ingkung, arak-arakan; jadah tuwa enom jajan pasar, ampo, gamping, sembarang kalir di pasar, nasi gilingan, nasi tumpeng, nasi liwet, gilinga 1gede, 18 cilik. Sambel gepeng. Kulupan. Kirim doa. Ambeng 2buah, + olahan?
Arsitektur nusantara->jawa, cenderung mementingakan atap karena yang dibutuhkan utamanya adalah berteduh. Karena dianggap kebutuhan utamanya maka diberi suatu kehormatan, ujud atap sebgai perwujudan gunung. Atap diubuat terjal supaya air mengalir lancar cepat di iklim tropis basah tergenang air sedikut akan gampang jamuran pada kayu di atap.
Rumah Jawa
Terdapat –Sanggeng pe, limas an, kampong, joglo;  penamaan berdasar atap.
Susunan rumah jawa lengkap- pendhapa, pringgitan, dalem, gandhok, dhapur dll.
Susunan yang terlihat jelas pendhapa-pringgitan-dalem
Pendhapa; bersifat umum, terbuka
Pringgitan: semi privat
Dalem: privat.

Masyarakat jawa-agraris, berbasic pertanian.  Menhormati sumber pangan sbg umber kehidupan, asal sumber pangan bisa tumbuh adalah kesuburan, maka dibuat symbol untuk menghormati kesuburan, sumber kehidupan;salah satu Super Power; Dewi Sri.
Di dalam Dalem, terdapat 3 senthong, ruangan yang dikhususkan. Senthong tengah dikhususkan untuk dewi sri. Dewi sri atau SANG TANI (wastu citra) shingga dalem, yang empunya rumah aslinya adalah SANG TANI, dan petani adalah baying-bayang dari SANG TANI yang berarti kelakuannya pun adalah ceerminan dari SANG TANI.  Petani tidur di gandhok, bukan di dalem.

Dalem, sebagai yang tidak ditinggali tapi dikhususkan untuk Dewi Sri, maka juga dalem yang berarti ‘aku’ namun ditempati Dewi Sri adalah Manunggaling Kawula Gusti.

Pendhapa pringgitan dalem,
Hubungan vertical horizontal manusia akan sesama dan Super Power.
Pendhapa sebagai tempat yang lebih umum tempat masyakrakat bisa berinteraksi ketika ada acara diadakan di rumah itu, hubungan horizontal, social manusia dan sesama.
Dalem, hubungan vertical manusia dengan SuperPower-Dewi Sri
Pringgitan, tempat semi privat antara pendhapa dan dalem. Tempat melinhat RINGGIT, ujud wayang sebenarnya.
Dalam pertunjukan wayang, masyarakat melihat dari pendhopo, melihat kea rah pringgitan, sedangkan yang empunya rumah berada di dalem, tapi tidak di senthong untuk melihat wayang.