Selasa, 11 Oktober 2011

pertemuan di Mino

undangan kali ini memang dadakan, karena ujug-ujug hari Sabtu Pahing sudah datang, akhirnya hanya mengundan Vicky untuk berkunjung dirumah Om Tatok, Eigner sudah datang terlebih dahulu.

kedatangan mas Vicky disambut hangat oleh, kami dan kemudian karena sudah larut Eigner kembali tertidur sehingga tidak tahu hasil diskusi yang dilaksanakan. karena itu tidak tahu apa yang akan ditulis, maka jadiliah ini.


salam

Pertemuan di Wonosobo

diawali dengna miskomunikasi sehingga Om Tatok tidak bisa ikut serta dalam diskusi kali ini.

perjalanan menuju Wonosobo, diskusi di rumah pastory Pdt.Yanne, via mobil Pak Jan, bapaknya mas Daniel.
mobil yang berisikan Eigner, Budhe, Vicky, Bu Eni dan Pak Jan menuju Wonosobo ditengah kabut.

sesampainya di lokasi, kami disambut durenn yang mantap :D

diskusi kemudian dilakasanakan setelah makan malam. malam itu yang masih melek tinggal Vicky dan Mbak Ikha, Eigner terlanjur tidak bisa dibangunkan, sehingga tidak tahu apa yang akan di tulis untuk hasil pertemuan kali ini.. hehehehhe....


salam.

Pertemuan ke,,,, sekian, hehe

Pertemuan kali ini bertempat di Muja-Muju lagi, dengan tema Nasib dan Takdir. Diskusi malam itu
dihadiri oleh Didit, Kristi, Daniel, Andre, Rizal, Eigner.

Nasib dan Takdir

pembahasan diawali dengan Eigner dan Andre mencari tempat jual Cerutu seharga 8500rupiah berisi 6 batang yang setelah di cari dimana-mana ditemukan ada yang jual di toko kelontong dekat De Britto. dibeli dua bungkus dan ...

kembali ke Muja-muju Kristi dan Daniel sudah hadir. Ngobrol-ngobrol indah kesana kemari dan... akhirnya sampai pada...

Takdir dan Nasib.

karena arti dari KBBI sulit dicerna maka diperbandingkan dengan kamus Oxford yang diartikan fate-destiny

fate ditekankan pada 'event tertentu' dan 'spiritual power'
destiny ditekankan pada 'future event' dan 'uncontrolable'

kesamaannya adalah sama sama uncontrolable, dan ada yang membuat itu terjadi.

sedangkan Nasib(fate) kejadiannya lebih event-event kecil, harian dan destiny lebih ke tujuan akhir (bisa dianggap kematian)

Namun kita menyadari nasib kalau itu nasib adalah setelah kejadian berlalu, baru bisa bilang kalau itu nasib.
kalau sebelum terjadi sudah bilang nasib berarti pesimisme.

nasib-nasib itu pada akhirnya membuat manusia untuk selalu memperbaharui diri, selalu mengkoreksi diri.

sampai takdir datang.