Jumat, 15 Oktober 2010

Bahan Diskusi Pertemuan VII

Perbandingan Pemaknaan Kalender Jawa dan Kristiani

Kenapa saya memilih topik ini?
Saya ingin mengenal dan menggali lebih dalam, makna yang sesungguhnya apakah nantinya kalender tersebut berlangsung dengan baik.

Yang menarik dari cara Orang Jawa dalam memperlakukan Kalender Jawa.
Sistem Kalender Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistem kalender lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia.
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit budaya Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua dari sekian banyak siklus hari yang ada yaitu, siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu), dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage).

Dan yang menarik bebrapa contohnya, adalah :
• Orang Jawa bilamana memiliki sebuah acara /hajatan seperti hajat perkawinan, mendirikan rumah, biasanya mencari hari yang baik.
• Orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran.
• Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
• Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)


Yang menarik dari cara orang Kristen dalam memperlakukan Kelender Kristiani.
Kalender Kristen adalah istilah tradisional digunakan untuk menunjuk kalender umum digunakan, meskipun berasal dari Roma pra-Kristen. Kalender ini digunakan oleh Amerika Serikat, dan sebagian besar negara di dunia termasuk negara kita.
Waktu adalah digunakan untuk berbagai fokus pada aspek Iman khususnya misi gereja di dunia. Beberapa tradisi gereja membagi waktu biasa menjadi beberapa musim, dan dikalenderkan seperti berikut :
Masa Advent (28 November - 24 Desember, 2010)
Natal (25 Desember 2010 - Jan 5, 2011)
Dua Belas Hari Natal (25 Desember 2010 - Jan 5, 2011)
Epiphany (dan Waktu Biasa sampai Prapaskah) (6 Januari - 8 Maret 2011)
Shrove Selasa atau Mardi Gras (8 Maret 2011)
Rabu Abu (9 Maret 2011)
Prapaskah (Maret 09-23 April 2011)
Pekan Suci (17 Maret - 23 April [24], 2011)
Kamis Putih (21 April 2011)
Jumat Agung (22 April 2011)
Paskah (April 24, 2011)
Pentakosta (12 Juni 2011)
Biasa Waktu (13 Juni - 26 November 2011)
(Dennis Bratcher, © Hak Cipta, Dennis Bratcher - All Rights Reserved)

Dan yang menarik adalah :
Orang Kristiani


Yang bisa disejajarkan dari cara orang Jawa dan Kristiani dalam memperlakukan penanggalannya.
• Menyatakan kebenaran atas dasar prinsip-prinsip kebenaran.
• Kesadaran akan kesamaan kultural, termasuk rasa kebangsaan, yang menekankan semua orang lebih banyak kesamaan darpada perbedaan.
• Adanya komitmen religius dan komitmen lainnya yang cenderung memberikan keseimbangan.

Harapan bagi orang Kristiani Jawa pada saat ini dan masa yang akan datang, yakni ;
• Harus memelihara secara kelanjutan sejarah tradisi tersebut agar tetap terpelihara dengan baik. Unsur tradisi yang asli dan yang masih berguna, baik dan luhur tetap kita kembangkan dan dibina terus, sedangkan yang sudang usang , tak berguna dan menghambat kemajuan harus kita tinggalkan saja.
• Adanya pengaruh dari luar di sekitar kita, kita harus bersikap terbuka namun kritis dan selektif artinya bahwa hanya unsur-unsur yang kita nilai dapat memperkaya dan mempertinggi mutu tradisi kita, dapat diambil dan diterima setelah di cerna/diolah dan disesuaikan dengan kepribadian tradisi kita.
• Kemudian bersama-sama dengan tradisi-tradisi yang lain diusahakan terbinanya tradisi dunia sebagai tradisi kesatuan umat manusia sedunia tanpa mengorbankan identitas tradisi masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar